MEMBACA CERMAT - BERKOMUNIKASI BIJAK
Andreas Neke
Sebuah hasil
penelitian menjelaskan bahwa 70% responden orang dewasa di Indonesia memiliki
kemampuan literasi yang sangat rendah. Orang dewasa hanya mampu membaca teks
singkat dengan topik yang familiar bagi dirinya, dan hanya mampu menangkap
sebuah pesan atau informasi dari teks tersebut, tanpa kemampuan menyarikan dan
memberi arti dari teks yang dibaca. Di
dalamnya terkandung fakta ketidakmampuan untuk memahami informasi yang ada.
Ini
selaras dengan sebuah fakta bahwa masyarakat kita sering terjerumus dalam penyebarluasan
berita bohong atau hoax yang sangat meresahkan
dan bahkan merugikan orang banyak. Hoax
bisa terjadi karena tidak memahami dengan jelas menyangkut hal atau peristiwa yang
didengar dan dibaca.
Berita bohong
dapat menipu siapa saja, mulai dari orang yang buta huruf, berpendidikan
tinggi, berjabatan, dan bahkan orang yang taat beragama sekalipun, bila orang
yang memperoleh informasi tersebut tidak mampu mencermati dan mencari tahu
lebih lanjut perihal informasi yang diterimanya.
Sejatinya
proses penyebarluasan informasi harus berawal dari aktivitas mendengar dan
membaca informasi dengan cermat. Semuanya harus bermula dari proses saring dan berujung
pada proses sharing.
Proses saring
bisa terlaksana dari proses mendengar atau membaca informasi dengan cermat.
Tidak mudah memercayai sebuah informasi begitu saja, tetapi harus mencermati
dan menggali informasi secara akurat.
Proses saring
dapat bermula dari membaca. Membaca
merupakan aktivitas yang memiliki banyak manfaat untuk kehidupan. Membaca
menjadi salah satu sumber pengetahuan yang mampu menambah dan memperbarui
wawasan. Bahkan, dengan rutin membaca dapat juga meningkatkan konsentrasi dan bela
rasa seseorang kepada orang lain.
Dahlia Patiung dalam "Membaca Sebagai
Sumber Pengembangan Intelektual", yang terbit melalui Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alaudin Makassar (2016) menjelaskan bahwa
membaca merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang
ditulis. Membaca juga berguna untuk mendapatkan pemahaman yang baik dan
menyeluruh serta mampu mengolah teks bacaan menjadi sesuatu yang bermakna. Aktivitas
membaca bertujuan memahami informasi yang tertera dalam teks bacaan untuk
mengembangkan intelektual yang dimiliki pembaca.
Membaca Buku
"Buku adalah jendela
dunia". Ungkapan ini berarti bahwa membaca buku
dapat membuka dan memperluas wawasan
seseorang. Dengan membaca buku, seseorang
mendapatkan berbagai macam informasi yang ada di seluruh dunia. Oleh karena
itu, tidak mengherankan bila banyak orang cerdas dan sukses karena memiliki
minat baca yang tinggi.
Membaca buku membantu seseorang untuk menemukan
beberapa kata yang tidak terlalu dimengerti. Ketidakmengertian dapat memicu seseorang
untuk mencari dan menemukan definisi yang berbuah pada pemahaman tentang
kata-kata baru. Tindakan mencari definisi membantu otak mempertahankan kata
baru dan menyimpannya dalam ingatan seseorang.
Membaca buku
yang tidak kalah pentingya adalah meransang otak. Otak membutuhkan suplemen untuk
membuatnya kuat dan sehat. Oleh karena itu, aktivitas membaca dapat
meningkatkan konektivitas jaringan otak. Menurunnya memori dan fungsi otak
merupakan efek samping dari penuaan, namun membaca secara teratur dapat
membantu memperlambat prosesnya. Menjaga otak untuk tetap aktif dapat memperlambat
perkembangan penyakit alzheimer (penurunan fungsi otak terutama dalam hal daya ingat,
penalaran, dan keterampilan berpikir) dan
demensia (penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat
dan cara berpikir).
Membaca juga dapat menjadi media hiburan. Buku
sebagai sarana hiburan dapat menstimulus seseorang untuk mencari buku lain yang
lebih bagus. Bahkan dengan aktivitas membaca ini, seseorang dapat berkanjang dalam kurun waktu
yang lama dan secara perlahan akan menjadi sebuah kebiasaaan.
Pada akhirnya membaca buku dapat meningkatkan
daya ingat. Buku memiliki banyak komponen berbeda yang mencakup latar belakang,
alur, tokoh, dialog, dan tempat. Membaca dapat membantu daya ingat dalam jangka
panjang perihal sesuatu yang telah dibaca.
Membaca dan
Menulis
Saya memiliki minat untuk
membaca buku. Semuanya telah dimulai sejak lama dan telah menjadi sebuah
kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Saya mengalami kegunaan membaca buku
seperti yang telah diuraikan di atas.
Secara spesifik membaca dapat membantu saya
untuk berkomunikasi secara baik. Saya senantiasa dipacu untuk tidak serta merta
memercayai sebuah informasi tanpa proses membaca dari beberapa sumber secara
cermat, agar tidak menghasilkan sebuah komunikasi yang sesat.
Bentuk komunikasi itu bisa terjadi secara oral (melalui
proses berbicara), tetapi juga secara literer (melalui proses menulis).
Kedua-duanya penting untuk kehidupan sehari-hari. Membaca buku akan membantu
seseorang untuk menggunakan kata-kata terpilih dan kaya makna tanpa mengganggu
dan menyinggung perasaan orang lain. Serentak dengan itu pula dapat membantu
seseorang untuk berkomunikasi secara tepat melalui tulisan.
Kebiasaan membaca telah memampukan saya untuk
menulis di media cetak dan eletronik. Bahkan melalui kebiasaan membaca telah
mendorong minat saya untuk menulis buku.
Bagi saya secara pribadi, proses ini (membaca
dan menulis) akan terus terjadi. Kedua-duanya penting untuk kehidupan. Membaca
akan membantu kita berbagi kepada orang lain dengan bijak, baik secara oral
maupun literer.
Semoga goresan sederhana ini dapat memotivasi
kita untuk memaknai informasi secara cermat dan membaginya secara bijak. Ini
bisa terjadi bila kita memiliki minat baca dalam diri kita masing-masing, yang
pada akhirnya akan membantu untuk menciptakan kehidupan bersama yang lebih baik
karena kita telah berkomunikasi secara bijak.
Catatan: Tulisan yang sama dapat dibaca dalam: https://www.sasisabu.id/read/andreasneke/article/membaca-cermat-berkomunikasi-bijak-666480