-->

Modul PAKat Kelas XII: DIALOG DENGAN AGAMA HINDU, BUDHA DAN KONG HU CU

Dialog dengan umat Hindu

Dalam agama Hindu terdapat banyak aliran dan kelompok. Salah satunya yang ada di Indonesia, sejak Mahasabda Hindu Dharma Indonesia (PHDI) tahun 1993, disebut agama Hindu Dharma. Beberapa pemahaman tentang agama Hindu:

1. Ibadat

Unsur pokok penghayatan agama Hindu Dharma muncul dalam bentuk ibadat, khususnya berupa upacara-upacara harian yang dilaksanakan di tempat-tempat dan pada saat-saat yang berkaitan erat dengan irama hidup manusia setiap hari, seperti di sekitar rumah tinggal, sumber-sumber air, persawahan, pada waktu matahari terbit dan matahari terbenam, serta waktu-waktu penting lainnya. Hal yang langsung berhubungan dengan ibadat adalah bangunan-bangunan pura yang tidak hanya merupakan tempat upacara dilaksanakan tetapi juga menjadi pusat kebudayaan dan hidup sosial.

2. Kitab-kitab

Dalam agama Hindu Dharma mengenal kitab-kitab Weda, Usana Bali, dan juga Upanisad. Isi tulisan suci ini beraneka ragam, tetapi bagian yang terbesar berupa doa dan himne, juga ajaran mengenai Allah (Brahma), dewa-dewa, alam, dan manusia. Ajaran-ajaran tersebut tidak mengikat secara dogmatis, sehingga ada beraneka ragam aliran dan pandangan dalam ajaran Hindu.

3. Ajaran yang pokok

Yang menjadi tujuan pokok hidup menusia menurut Hindu Dharma adalah Moksa, yaitu pembebasan dari lingkaran reinkarnasi yang tak habis-habisnya (samsara) . Pembebasan atau moksa ini dapat dicapai melalui tiga jalan (tri marga), yaitu :

a. Karma – marga, orang ingin mencapai moksa dengan melakukan karya, askese badani, yoga, tapa, ketaatan pada aturan-aturan kasta.

b. Jnana - marga, yaitu penyucian diri guna mencapai moksa dilakukan dengan jalan askese budi, mengheningkan cipta dalam meditasi, dengan tujuan semakin menyadari kesatuan dirinya dengan sang Brahma.

c. Bhakti – marga yaitu orang menyucikan diri dengan penyerahan diri seutuhnya menuju pertemuan dalam cinta kasih dengan Tuhan.

4. Kasta-kasta

Agama Hindu memang mengenal pembagian masyarakat menjadi empat kasta (caturwarna):

a. Brahmana

b. Ksatria (keduanya adalah kasta bangsawan, rajawi)

c. Waisya (petani, prajurit, dan pedagang)

d. Sudra/jaba (rakyat jelata).

Sebenarnya di luar keempat kasta ini masih ada kelompok kelima yang disebut paria, yakni mereka yang tersisih, tak mempunyai tempat sosial, marginal, dan terbuang.

5. Hari raya

Hari raya nyepi merupakan hari besar keagamaan. Kendati hari nyepi ini jatuh pada pergantian tahun baru saka, hari tersebut bukanlah hari mengadakan perayaan pesta, melainkan hari untuk menyucikan dan memperkuat diri terhadap pengaruh roh-roh jahat. Pada hari raya nyepi Hindu dilarang menyalakan api, melakukan pekerjaan, berpergian, dan melangsungkan hubungan seks. Selain nyepi adahari raya galungan (yang jatuh pada hari rabu kliwon) dan wuku dungulan (setiap 210 hari sekali). Tujuannya memohon ke hadapan Ida Sanghyang Widhi, Bhatara – Bhatari, dan para leluhur agar pemujanya dianugerahi keselamatan dan kesejahteraan.

Dialog dengan umat Budha

Beberapa pemahaman tentang agama Budha:

1. Gautama Sidharta adalah pendiri agama Budha

Agama Budha berasal dari Gautama Cakyamuni (554 – 478), seorang pangeran yang dibesarkan dan dididik dalam lingkungan agama Hindu di India Utara. Pertemuannya dengan kemewahan kehidupan istana yang dinikmatinya, mendorong dia untuk meninggalkan semua kemewahan tersebut dan mengundurkan diri untuk bertapa di hutan di bawah sebuah pohon yang kemudian diberi nama pohon Bodhi. Berkat pemusatan cipta dan pikiran, akhirnya dia memperoleh pencerahan, penerangan (bodhi). Sebagai seorang budha (yakni seorang yang telah memperoleh bodhi, pencerahan, penerangan) dia mengkotbahkan jalan baru tersebut guna memperoleh kebebasan dari lingkaran hukum karmasamsara (lingkaran reinkarnasi yang ditentukan oleh perbuatan atau karma masing-masing orang selama hidupnya). Ternyata dengan usaha sendiri, seseorang dapat terbebas dari karmasamsara; hal ini tidak ditentukan oleh kedudukannya dalam kasta tertentu sebagaimana diajarkan oleh agama Hindu.

2. Inti Ajaran Agama Budha

Inti ajaran Agma Budha tercantum dalam Catur Arya Satya, yang berarti empat kasuyatan atau kebenaran mulia, yaitu :

a. Dukha – Satya, yaitu hidup dalam segala bentuk adalah pendertiaan

b. Samudaya – Satya, yaitu penderitaan disebabkan karena manusia memiliki keinginan dan nafsu

c. Nirodha Satya, yaitu penderitaan itu dapat dilenyapkan (moksa) dan orang mencapai nirvana (kebahagiaan) dengan membuang segala keinginan dan nafsu

d. Marga – Satya, yaitu jalan untuk mencapai pelenyapan penderitaan sehingga dapat masuk dalam nirvana adalah delapan jalan utama (asta – arya – marga), yaitu:

- keyakinan yang benar

- pikiran yang benar

- perkataan yang benar

- perbuatan yang benar

- penghidupan yang benar

- daya upaya yang benar

- perhatian yang benar

- semedi yang benar.

Dalam hukum karmasamsara, manusia terikat oleh perbuatannya (karma) pada roda kehidupannya (cakra). Dari lahir hingga kematiannya, manusia berpindah-pindah tempat pada berbagai alam dan ruang, yakni KAMALOKA (alam indera dan nafsu), RUPALOKA (alam tanggapan), dan ARUPALOKA (alam bebas dari keinginan, nafsu, dan pikiran).

Dengan menjalani Marga – Satya, orang dapat mencapai penerangan tertinggi (bodhi), yakni bila jiwa, batin atau diri manusia secara sempurna dibebaskan dari segala ikatan ketiga ilusi tentang adanya roh, diri dan dunia, karena ketiga-tiganya adalah maya atau ilusi belaka. Dengan demikian, orang mencapai kebahagiaan (suka) keamanan (bahaya) dan kedamaian (shanty) yang olehnya ketiga ilusi besar tadi diganti dengan tiga kebenaran, yakni tanpa diri (anatman), tiada apa-apa (anitya) dan kekosongan sempurna (sunya).

Inilah yang dinamakan nirvana: kelenyapan diri yang total. Inilah segala-galanya dan merupakan kebahagiaan sempurna. Dalam agama Budha terdapat tiga aliran pokok: yaitu

a. Tryana, yaitu Theravada, di mana penganut-penganutnya mencari keselamatan secara individual.

b. Mahayana, maksudnya orang yang sudah memperoleh penerangan tertinggi menunda saat mencapai nirvana guna menolong orang lain mencapai tingkat ini.

c. Wajrayana (kendaraan intan), artinya Budha dipandang sebagai dhat (pribadi yang gemilang bagaikan intan) yang menjadi asal dan tujuan hidup manusia.

3. Hari raya umat Budha yang terpenting adalah WAISAK, pesta peringatan kelahiran, pencerahan dan kematian Budha.

Dialog dengan umat Khong Hu Cu

1. Pendiri

Khonghucu adalah nabi dan pendiri agama Khonghucu. Ia lahir di kota Tsow di negeri Lu di daratan Cina. Ia ditinggal bapaknya waktu ia masih berusia 3 tahun dan pada usia 26 tahun ibunya juga meninggal dunia.

Sejak kecil ia suka berdoa. Dalam permainan dengan teman sebayanya, ia suka memerankan diri sebagai seorang yang memimpin doa. Pada masa mudanya, ia sangat berhasil dalam tugasnya di dinas pertanian dan pertenakan.

Ia berhasil menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur. Khonghucu tumbuh menjadi seorang yang jujur, hidup sederhana dan suka memberi nasihat orang lain. Ia dikenal sebagai guru dan pemimpin yang bijaksana. Ajaran-ajaran Khong Hu Cu terus dipelihara oleh pengikutnya dan dihayati secara pribadi sebagai jalan hidup.

2. Agama Khong Hu Cu di Indonesia

Agama Khong Hu Cu pada zaman pemerintahan Presiden Soekarno diakui sebagai agama resmi di Indonesia. Karena politik pemerintahan ORBA, agama Khong Hu Cu tidak diakui sebagai agama yang resmi diakui pemerintah Indonesia. Baru pada pemerintahan Abdulrahman Wahid, agama Khong Hu Cu mendapat angun segar kembali.

Kebijaksanaan Presiden Abdularahman Wahid itu juga diteguhkan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri. Imlek (hari raya umat Khong Hu Cu/hari pergantian tahun/tahun baru cina) ditetapkan sebagai hari libur nasional.

3. Inti Ajaran Khong Hu Cu

Khong Hu Cu sangat memetingkan ajaran moral. Jika setiap orang dapat mengusahakan keharmonisan dengan sesama, dengan alam, dan dengan Tuhan maka akan tercipta perdamaian Allah. Tujuan hidup yang dicita-citakan dalam Khong Hu Cu adalah menjadi seorang kuncu (manusia budiman). Seorang Kuncu adalah orang yang memiliki moralitas tinggi yang mendekati moralitas sang Nabi (Khong Hu Cu ). Agama Khong Hu Cu sangat menghormati arwah leluhur.

LihatTutupKomentar