MANUSIA
DICIPTAKAN SEBAGAI CITRA ALLAH
YANG
LUHUR DAN UNIK
1. Aku Pribadi Yang Unik Dengan Kelebihan Dan Keterbatasan
Setiap pribadi kita pastinya selalu
mempunyai kekuatan dan keterbatasan. Tak pernah ada di dunia ini, manusia yang
sempurna tanpa keterbatasan. Sekuat apapun manusia, pasti mempunyai kelemahan
atau keterbatasan. Begitu juga sebaliknya, sekecil apapun kekurangan atau
keterbatasan kita sebagai manusia, pasti selalu ada kekuatan dibaliknya.
Pribadi kita adalah pribadi yang tak sempurna, tetapi pasti ada keunikan di
dalamnya.
Maka,
kita bisa memulai mengenal dari situasi pribadi kita masing-masing. Marilah kita
lihat dan amati segala keunikan, kemampuan dan
keterbatasannya diri. Kita perlu mengenal diri, baik kekuatan maupun
kekurangan. Kita bisa membuat semacam chek list (daftar), mengenai apa yang
secara pribadi menjadi keunikan, kekuatan atau kelemahan diri.
Setiap pribadi
manusia mempunyai keunikan masing-masing karena perilaku seseorang selalu
dibentuk oleh sikap dan karakter pribadi. Kita membuat berbagai kemajuan,
karena dapat mempertanyakan banyak hal dan mencari jawaban-jawaban dalam hidup
ini. Namun, disamping kita memiliki pengalaman yang menyenangkan, tetapi juga
tentu ada pengalaman pahit yang menantang. Pengalaman-pengalaman itu turut
membentuk kita sehingga menjadi seperti sekarang ini. Inilah kita, khas dan
unik! Singkatnya, diri kita adalah pribadi yang indah dan istimewa. Walaupun
tentu, kita selalu mempunyai kekurangan, karena tiada manusia yang sempurna.
Kita semua
adalah pribadi yang berharga di hadapan Allah. Kita bisa menengok ungkapan
Mazmur 8: 1-10 yang begitu indah mengingatkan tentang istimewanya kita di
hadapan Allah.
Untuk
pemimpin biduan. Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!
Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan. Dari mulut bayi-bayi dan
anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk
membungkamkan musuh dan pendendam. Jika
aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang
Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak
manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir
sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat Engkau
membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di
bawah kakinya: kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di
padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi
arus lautan. Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!
Mendalami
Ajaran Kitab Suci
Segala bakat,
kemampuan dan kelebihan yang telah Allah berikan kepada kita patut kita
kembangkan, karena kita semua pribadi yang berharga di hadapan Allah. Hal itu
tentu menutut rasa tanggungjawab kita. Setiap orang diberikan kemampuan sesuai
dengan kapasitasnya. Untuk itu, kita diajak untuk melihat kembali bahwa
mengembangkan bakat dan kemampuan kita juga sebuah pilihan atas istimewanya
kita di hadapan Allah. Seperti halnya konteks Kitab Suci mengenai
“talenta” dari bacaan Matius 25: 14-30
Mat 25:14
"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar
negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
Mat 25:15 Yang
seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain
lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
Mat 25:16
Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu
lalu beroleh laba lima talenta.
Mat 25:17 Hamba
yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
Mat 25:18
Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam
tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
Mat 25:19 Lama
sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan
mereka.
Mat 25:20 Hamba
yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta,
katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh
laba lima talenta.
Mat 25:21 Maka
kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik
dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu
tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam
kebahagiaan tuanmu.
Mat 25:22 Lalu
datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan
percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
Mat 25:23 Maka
kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik
dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil,
aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Mat 25:24 Kini
datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu
bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak
menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
Mat 25:25
Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah:
Ini, terimalah kepunyaan tuan!
Mat 25:26 Maka
jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu,
bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat
di mana aku tidak menanam?
Mat 25:27
Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang
menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
Mat 25:28 Sebab
itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang
mempunyai sepuluh talenta itu.
Mat 25:29
Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia
berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya
akan diambil dari padanya.
Mat 25:30 Dan
campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap.
Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Perumpamaan
tentang talenta mengajak kita untuk memamahami tanggungjawab mengenai apa yang
sudah diberikan Allah dalam hidup kita. Ada banyak karunia dan bakat-bakat yang
telah diberikan Allah kepada kita yang sebenarnya harus kita kembangkan secara
terus menerus dalam hidup kita. Setiap orang mempunyai bakatnya
sendiri-sendiri. Walaupun tidak ada yang sama, namun bukan masalah jumlah dan
banyaknya, melainkan seberapa jauh tanggungjawab kita untuk senantiasa
mengembangkannya.
Sekecil apapun kemampuan yang kita
miliki, hendaknya tidak menyurutkan diri kita untuk senantiasa mengembangkan
segala bakat, kemampuan dan kelebihan kita. Talenta yang kita miliki jangan
hanya dibiarkan begitu saja sehingga tidak membuahkan hasil. Tapi kita berusaha
senantiasa mengembangkan talenta yang dimiliki yang telah diberikan Allah
kepada kita. Orang akan melihat bahwa sukses demi sukses kita peroleh dan
mereka tidak lagi melihat talenta yang kita miliki hanya satu tetapi sudah
lebih daripada itu.
MANUSIA
DICIPTAKAN SEBAGAI CITRA ALLAH
YANG
LUHUR DAN UNIK
2. Aku Diciptakan Sebagai Laki-Laki Atau Perempuan Yang Sederajat
Dalam
materi atau topik bahasan selanjutnya ini, kamu diajak memahami siapa
sebenarnya jati diri mu sebagai laki-laki dan perempuan yang diciptakan
sederajat. Jati diri sebagai laki-laki atau perempuan yang mempunyai kodrat
fisik dan kecenderungan-kecenderungan rasa perasaan dan pemikiran yang berbeda.
Perbedaan yang terjadi bukan sebagai sesuatu hal yang dipertentangkan,
melainkan saling melengkapi dan disyukuri sebagai karunia yang luar biasa dari
Allah. Harapannya, kamu dapat menyadari bahwa dirimu sebagai laki-laki atau
perempuan diciptakan sederajat
Kamu dapat memulai dengan mengidentifikasi
permasalahan menyangkut masalah-masalah perendahan martabat terhadap perempuan
yang terjadi dewasa ini secara
berkelompok. Kamu dapat mencari dari berbagai sumber, terutama internet
misalnya beberapa masalah sebagai berikut:
1. Masih tingginya
pelecehan seksual dan menjadikan perempuan sebagai obyek properti serta
eksploitasi media
2. Sering adanya
anggapan bahwa perempuan sebagai makhluk yang lebih lemah dan tak berdaya
dibadingkan laki-laki
3.
Kamu
dapat merefleksikan lebih mendalam mengenai kesederajatan antara laki-laki dan
perempuan dari pandangan dan ajaran Gereja
4.
Kita
bisa membacanya pada Kitab Kejadian 1: 26-31.
5.
Berfirmanlah
Allah: “Baiklah, Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya
mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di
bumi.” Maka, Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar
Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi.”Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala
tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang
buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang
di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang
bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya. Dan
jadilah demikian. Maka, Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh
amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Kita pribadi yang sama. Laki-laki
dan perempuan adalah ciptaan Allah yang sungguh “amat baik” adanya (Kej 1: 31).
Laki-laki dan perempuan diciptakan sesuai dengan citra Allah. Laki-laki dan
perempuan diciptakan agar saling melengkapi, menyempurnakan, melanjutkan
keturunan, mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidup. Siapakah diri kita, baik
itu laki-laki atau perempuan, kita harus mensyukurinya.
Tuhan menciptakan kita manusia,
laki-laki dan perempuan. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki sifat-sifat
biologis dan kejiwaan yang khas. Perbedaan laki-laki dan perempuan merupakan
keindahan ciptaan, yang kedua-duanya saling membutuhkan untuk mewujudkan karya
keselamatan Allah. Perbedaan kodrat laki-laki dan perempuan bukanlah perbedaan yang
kontradiktif melainkan perbedaan yang seharusnya saling melengkapi. Antara
laki-laki dan perempuan telah diberikan daya tarik yang satu dengan yang lain,
untuk mewarnai dunia ini dengan cinta. Kita menyadari, kodrat laki-laki dan
perempuan untuk saling tertarik dan jatuh cinta. Dalam cinta Allah lah yang
menjadi sumbernya. Kita semua percaya, bahwa cinta yang tumbuh dalam hati kita,
baik itu kepada laki-laki dan perempuan, adalah kehendak Allah sendiri. Dalam
hal ini, mungkin kita kadang tidak bisa mengungkapkan apa sebab kita saling
mencintai. Seoalah-olah Allah sendirilah yang menggerakan untuk bertemu dan
menjalin cinta.
Begitu juga, Allah mempercayakan
segala alam ciptaan ini kepada kita, laki-laki dan perempuan untuk memelihara, menata,
dan melestarikan demi kelangsungan kehidupan dan kemuliaan Allah. Allah telah
berkata: “… berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas segala binatang yang merayap di bumi. Aku memberikan kepadamu segala
tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang
buahnya berbiji; itulah akan menjadi makanannya” (Kej 1: 28-29). Semua itu, tak
akan terjadi jika kita manusia, laki-laki dan perempuan tidak bisa menjadi
tanda cinta kasih Allah sendiri. Cinta laki-laki (suami) dan perempuan (istri)
harus menjadi tanda cinta Allah kepada umat-Nya dan cinta Kristus kepada
Gereja-Nya. Dalam Perjanjian Lama, cinta antara suami dan istri sering menjadi
lambang cinta Allah kepada bangsa Israel (bdk. Hos 1: 29).
Dalam
Perjanjian Baru, cinta suami istri melambangkan cinta Kristus kepada Gereja-Nya
(bdk. Ef 5: 22-33). Cinta suami istri menjadi simbol dan tanda (sakramen) dari
cinta Allah kepada manusia dan cinta Kristus kepada Gereja-Nya. Dengan menjadi
tanda cinta Allah dan cinta Kristus, pasangan suami istri telah mewartakan
kasih Allah dan cinta Kristus kepada dunia. Kesaksian mereka tentang cinta
Allah dan kasih Kristus dapat menjadi terang bagi masyarakat lingkungan agar
semakin mengenal cinta Allah dan cinta Kristus.
Gereja
Katolik senantiasa memandang bahwa laki-laki dan perempuan itu sederajat dan
saling melengkapi, maka kamu dapat berefleksi dengan membuat tulisan bebas,
dalam bentuk karya tulis pendek, esai singkat, atau puisi atau bahkan syair
lagu.
Jika
dirimu seorang laki-laki, siapakah menurut kamu laki-laki itu? Begitu
sebaliknya, Jika diri mu seorang perempuan, siapakah menurut mu perempuan itu?
Tuliskan pendapat kamu itu kedalam tulisan bebas, dalam bentuk karya tulis
pendek, esai, atau puisi atau bahkan syair lagu tentang siapakah laki-laki atau
perempuan bagi mu (sesuai dengan diri kamu) !
MANUSIA DICIPTAKAN SEBAGAI CITRA
ALLAH
YANG LUHUR DAN UNIK
3. Aku
Pribadi Yang Luhur Sebagai Citra Allah
Setelah memahami bahwa jati dirimu
itu unik dengan segala kelebihan dan keterbatasannya dan mengenai kesetaraan
antara laki-laki dan perempuan, kamu akan diajak memahami bahwa dirimu adalah
pribadi yang luhur dihadapan Allah. Kamu adalah seorang pribadi manusia yang
diciptakan Allah. Setiap dari kamu adalah pribadi yang paling luhur. Siapapun
dari kamu merupakan pribadi yang telah terberkati sejak awal. Dalam kitab Nabi
Yeremia dikatakan, “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah
mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah
menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi
bangsa-bangsa." (Yer 1:5). Kutipan ini begitu indah, betapa Allah telah
memberikan karunia keluhuran bagi setiap pribadi. Anugerah yang sudah diberikan
sebelum kita dilahirkan di dunia ini. Anugerah, bahwa kita semua berarti dan
dipilih Allah apapun situasinya.
Dunia kita sekarang ini, satu sisi adalah
dunia yang indah dengan pesona dan persaudaraan dimana orang mendapatkan
kesempatan yang sama, dihargai siapapun itu bahkan mereka yang cacat dan
tersingkir. Namun, di sisi lain, betapa miris bahwa dunia kita adalah dunia
yang penuh kekerasan dan perendahan terhadap martabat manusia. Masih ada di
berbagai belahan dunia ini, pembunuhan, pemusnahan bangsa atau suku (genosida),
penyiksaan, perkosaan, dan lain sebagainya. Bahkan, di dunia yang sudah modern
ini, masih saja terjadi perbudakan, penganiayaan terhadap suatu kelompok
tertentu atau perkumpulan karena perbedaan paham politik, ras, kebangsaan,
etnis, budaya, dan agama. Masih juga terjadi penghilangan orang secara paksa,
pengusiran atau pemindahan penduduk, bahkan perampasan atas kemerdekaan atau
perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang.
Maka, untuk membuktikan situasi itu,
marilah kita coba untuk mencari atau searching
di situs pencari, misalnya google.
Kita bisa mulai untuk mencari berita-berita, foto-foto, gambar, dan video atas
perang, pembunuhan, kekerasan ras, agama dan politik.
Mari kita
memetik hikmah dari kutipan pendek Kitab Suci Kejadian 1:26-27
1:26.
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan
rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di
udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata
yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan manusia
itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka.
Kita semua sebagai manusia
diciptakan sebagai “citra Allah” (lih. Kej 1: 27) ; seturut gambar dan rupaNya.
Arti Citra Allah itu ingin menunjukkan bahwa setiap pribadi manusia adalah
makhluk ciptaan yang paling mulia, menyerupai Allah (bdk. Mzm 8: 5). Setiap
pribadi manusia cerminan atau pancaran dari Allah. Artinya, di dalam martabat
setiap pribadi manusia ini, ada gambaran atau pantulan rupa Allah. Semua
pribadi manusia tercipta baik adanya. Walaupun dalam kelemahan dan
kecacatannya, seorang manusia tetap bermartabat.
Hal itu juga memberikan konsekuensi
bahwa dalam diri setiap manusia, ada pancaran kebaikan-kebaikan Allah. Gereja
Katolik mengajarkan bahwa dalam hidup setiap pribadi manusia, ada anugerah yang
luar biasa yang patut untuk diperjuangkan. “Hidup ditandai ciri yang tak
terhapuskan, yakni kebenarannya sendiri, dengan menerima karunia Allah, manusia
wajib mempertahankan hidup dalam kebenaran itu yang memang hakiki baginya”
(Evangelium Vitae, art 48). Setiap orang menurut kodratnya memiliki hak hidup,
hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan aman. Setiap orang memiliki
kesetaraan martabat dan hak asasi di hadapan Allah. Setiap pribadi manusia
merupakan pribadi yang teramat luhur. Keluhuran pribadi manusia ini membawa
konsekuensi bahwa siapapun tidak dapat memperalatnya demi tujuan merendahkan
atau merusak martabat manusia. Keluruhan
manusia itu, tak tergantikan dan tak dapat dihilangkan atau diperalat dengan
apapun.
.jpg)
.jpg)