A. Gereja sebagai Umat Allah
1. Kata Gereja berasal dari kata igreja
(bahasa Portugis), ecclesia (bahasa Latin), dan ekklèsia (bahasa
Yunani) yang berarti kumpulan, pertemuan, atau rapat. Gereja adalah gedung,
disebut juga sebagai rumah tempat berdoa, beribadat, dan melakukan Perayaan
Ekaristi.
Gereja juga disebut
sebagai ibadat, artinya sebuah lembaga rohani yang memiliki fokus utama
mendapatkan kebutuhan rohani dalam relasinya dengan Allah dan dilaksanakan
melalui ibadat-ibadat. Dalam konteks ini, Gereja adalah sebuah lembaga yang
mengatur dan menyelenggarakan ibadatibadat dan persekutuan umat yang beribadat.
Jadi, Gereja adalah lembaga resmi umat beriman kristiani.
Gereja juga
disebut sebagai ajaran. Ini dipahami sebagai satu lembaga yang mempertahankan
ajaran-ajaran resmi Gereja yang dirangkum dan ditulis dalam sebuah buku yang
dalam Gereja Katolik disebut katekismus. Katekismus Gereja Katolik (KGK)
adalah buku yang berisi ajaran-ajaran resmi Gereja Katolik. Untuk masuk menjadi
anggota resmi Gereja Katolik, seseorang sebaiknya belajar ajaran resmi Gereja yang
tertulis dalam katekismus tersebut.
Gereja juga
disebut sebagai organisasi atau lembaga sejagat/ internasional. Ini dipahami
sebagai satu struktur Gereja yang terkoordinasi dan tertata rapi dengan
pemimpin tertinggi di Roma dan cabang-cabangnya tersebar ke seluruh penjuru
dunia. Dalam Gereja Katolik, hanya ada satu kepemimpinan, yakni Paus,
uskup-uskup, para imam, biarawan-biarawati, dan umat.
Gereja adalah umat pilihan Allah sendiri. Gereja dipahami sebagai
himpunan kaum beriman yang diplih Allah sendiri untuk diselamatkan. Gereja
disebut juga sebagai badan sosial yang menyelenggarakan sekolah atau
pendidikan, rumah sakit, dan berbagai usaha yang sifatnya berpihak pada orang
miskin (option poor the poor).
2. Mendalami Ajaran KS (Kis. 2:41-47)
Gereja mencerminkan kesatuan hidup jemaat yang
sesuai dengan hakikat Gereja itu sendiri yang adalah persaudaraan cinta kasih.
Allah membekali umat-Nya dengan berbagai karunia dan karisma. Karunia ini
merupakan kekayaan untuk membangun Gereja. Untuk memajukan Gereja, anggota
Gereja tidak boleh mengandalkan sifat-sifat organisasinya saja, tetapi harus
melihat karisma-karisma umatnya.
Dalam kebersamaan hidup mengumat, diperlukan
penghayatan iman yang sama dengan cara penghayatan iman jemaat perdana.
Misalnya dengan rela dan suka hati berbagi apa yang dimiliki untuk digunakan
oleh jemaat. Rela berbagi merupakan kesaksian hidup umat beriman (Ef. 4:1-13;
1Kor. 12:12-18; 26-27).
Cara hidup jemaat perdana dipengaruhi oleh karunia
Roh Kudus yang menyemangati para rasul untuk bergerak keluar mewartakan Injil.
Perikop Kis. 2:1-47 menunjukkan ciri-ciri Gereja sebagai umat Allah yang hadir
dan tampak dalam bentuk kesatuan dan persaudaraan sejati.
3. Menghayati Ajaran Gereja (dokumen Konsili Vatikan II (lihat LG, 4, 7, 9).
|
|
|
|
B. Gereja sebagai Persekutuan yang Terbuka
|
|
|
|









