-->

Modul PAKat Kelas X Semester 1: Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan

Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan

1. Inventarisasi bentuk-bentuk pelanggaran terhadap martabat perempuan dalam hidup sehari-hari.

  1. Wanita tidak mempunyai kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki berkenaan dengan pendidikan, lapangan kerja, atau promosi
  2. Wanita berperan ganda karena pembagian kerja menurut jenis kelamin. Jadi, wanita yang bekerja tetap dituntut tanggung jawab atas kesejahteraan keluarga dan tugas di rumah
  3. Apa yang dikatakan oleh pria dinilai lebih tinggi daripada yang dikatakan oleh wanita karena kedudukan dan martabat laki-laki lebih besar
  4. Wanita lebih berperan sebagai pelaksana daripada sebagai pengambil keputusan, penentu program, atau struktur organisasi di dalam lembaga perusahaan, atau kelompok

2. Kedudukan perempuan dan laki-laki dalam masyarakat.

Sebagian besar dari kebanyakan masyarakat masih menganggap bahwa kedudukan perempuan di bawah laki-laki masih dinilai sebagai orang yang lemah atau kelompok kelas 2 (dua). Hal ini bisa terjadi karena kedudukan perempuan di kebanyakan masyarakat masih dianggap sebagai kaum yang lemah atau nomor dua. Hal ini disebabkan karena sebagai berikut:

a. Sistem budaya yang berkembang dalam masyarakat secara turun menurun.

b. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat.

c. Kurangnya kesadaran di kalangan masyarakat (khususnya perempuan) akan hak dan kewajiban mereka sebagai warga masyarakat.

d. Minimnya informasi yang dapat diserap oleh masyarakat.

3. Ajaran Kitab Suci tentang kesetaraan perempuan dan laki-laki

Ajaran Kitab Suci berkaitan dengan kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam Kej 2:18-23 dijelaskan bahwa perempuan dan laki-laki diciptakan semartabat dan sederajat. Keduanya diciptakan menurut citra Allah, yang berarti diciptakan menurut gambar dan rupa Allah yang satu dan sama ( kej 1, 26 -27). Lebih dari itu, mereka dianugerahi kepercayaan dan kesempatan yang sama untuk mengambil bagian dalam karya-Nya yang agung. Mereka dipanggil untuk membangun persekutuan (communio) dan bekerja sama dalam pengelolaan dunia dan seisinya serta pelestarian generasi umat manusia (kej 1, 31).

4. Implementasi kesetaraan antara perempuan dan laki-laki

Implementasi kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dapat terwujud apabila orang mulai mau membuka diri untuk berpikir secara baru. Pikiran baru itu adalah ketika laki-laki mampu berkata: perempuan diciptakan Tuhan sebagai penolong saya, berarti dia (perempuan) itu adalah bukti cinta Tuhan pada saya. Tuhan menghendaki saya berkembang lewat bantuan dia, maka saya akan menghormati dan melakukan apapun yang terbaik bagi dia. Bila saya menghormati dan mengasihi dia, saya pun mencintai Tuhan. Demikian pula sebaliknya, perempuan berkata: saya telah diciptakan Tuhan sebagai penolong dia, maka saya akan menghormati dan melakukan apa saja yang terbaik bagi dia, sebab hal itu merupakan wujud saya mengasihi Tuhan.

5. Usaha mewujudkan kesetaraan perempuan dan laki-laki yang saling melengkapi dan sederajat dalam kehidupan sehari-hari.

Memiliki pikiran-pikiran seperti contoh berikut: Remaja laki-laki tidak akan merasa gengsi bila terbiasa mau membantu keluarga mencuci piring atau masak.


LihatTutupKomentar