DOA SYUKUR AGUNG I
Dialog Pembuka
I Tuhan
bersamamu.
U Dan
bersama rohmu.
I Marilah
mengarahkan hati kepada Tuhan.
U Sudah kami
arahkan.
I Marilah
bersyukur kepada Tuhan Allah kita.
U Sudah
layak dan sepantasnya.
A. UCAPAN SYUKUR
Seluruh prefasi
bernada syukur karena: umat Kristen menerima Allah sebagai Pencipta, umat
Kristen dipilih menjadi umat Allah, dan karena penciptaan dan penebusan terjadi
dalam dan melalui Kristus. Dalam DSA I tidak ada prefasi khusus yang melekat
dengannya. Oleh karena itu semua prefasi, kecuali prefasi DSA IV, dapat
disandingkan dengan DSA I ini.[1]
Prefasi
I.
Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus, Allah yang
kekal dan kuasa, kami senantiasa bersyukur kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu yang terkasih. Dialah sabda-Mu. Dengan sabda-Mu itu, Engkau
menciptakan alam semesta. Dialah Juru Selamat yang Engkau utus untuk menebus
kami. Dengan kuasa Roh Kudus, Ia menjadi manusia dan dilahirkan oleh Perawan
Maria. Untuk melaksanakan kehendak-Mu
dan untuk menghimpun umat kudus bagi-Mu, Ia merentangkan tangan-Nya di kayu
salib agar belenggu maut dipatahkan dan cahaya kebangkitan dipancarkan. Maka,
bersama para malaikat dan semua orang kudus, kami memuji dan memuliakan Dikau,
dan sehati-sesuara bernyanyi/berseru :
B. AKLAMASI
Seruan kudus ini tidak hanya
mengenangkan kembali nyanyian para Serafim, tetapi Gereja turut ambil bagian
dalam nyanyian para penghuni surga atas karya agung Allah yang mencapai
puncaknya dalam Kristus.[2]
U Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah segala kuasa. Surga dan bumi
penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.
C. EPIKLESIS I
Ini merupakan seruan
umat beriman bersama imam dan melalui Kristus kepada Allah Bapa agar Dia
mengutus Roh Kudus untuk mengubah roti dan anggur menjadi tubuh dan darah
Kristus.[3] Selain
itu, Gereja juga memohon agar dipulihkan dari dosa agar menjadi anak-anak Allah.
Melalui pemulihan ini, semua umat disucikan dan disatukan sebagai umat beriman
dalam Kristus.[4]
DSA ini tidak menyebut Roh Kudus secara eksplisit, namun kita dapat
memandangnya sebagai epiklese sejauh permohonan agar Allah mengubah roti dan
anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus.[5]
I Ya Bapa yang
Mahamurah, dengan rendah hati kami mohon demi Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan
kami: Sudilah menerima dan memberkati (X) persembahan
ini, kurban kudus yang tak bernoda ini. Kami mempersembahkannya kepada-Mu pertama-tama
untuk GerejaMu yang kudus dan katolik. Semoga Engkau memberikan kepadanya
damai, perlindungan, persatuan, dan bimbingan di seluruh dunia bersama hamba-Mu
Paus kami..., dan Uskup kami..., serta
semua orang yang menjaga dan menumbuhkan iman katolik, sebagaimana kami terima
dari para rasul.
I Ingatlah, ya
Tuhan, akan hamba-hamba-Mu...yang meminta doa kami; dan semua orang yang
berhimpun di sini, yang iman dan baktinya Engkau kenal dan Engkau maklumi; bagi
mereka, kurban ini kami persembahkan kepada-Mu. Ingatlah juga akan mereka yang
mempersembahkan kepada-Mu kurban pujian ini bagi dirinya sendiri dan bagi kaum
kerabatnya untuk penebusan jiwa mereka, untuk keselamatan dan kesejahteraan yang
mereka harapkan dari-Mu, ya Allah yang benar, hidup dan kekal. Dalam
persatuan dengan seluruh Gereja, kami mengenang dan menghormati: terutama Santa
Maria, tetap perawan mulia, Bunda Yesus Kristus, Tuhan dan Allah kami, Santo
Yusuf suaminya, serta para rasul dan para martir-Mu yang bahagia: Petrus dan
Paulus, Andreas, (Yakobus dan Yohanes, Thomas, Yakobus dan Filipus, Bartholomeus
dan Matius, Simon dan Tadeus, Linus, Kletus, Klemens dan Sikstus, Kornelius dan
Siprianus, Laurensius dan Krisosgonus, Yohanes dan Paulus, Kosmas dan Damianus)
dan semua orang kudus-Mu. Atas jasa dan doa mereka, lindungilah dan tolonglah
kami dalam segala hal. Demi Kristus, Tuhan kami.
U Amin.
I Ya Allah, kami
mohon, sudilah memberkati dan menerima persembahan kami ini sebagai persembahan
yang sempurna, yang benar, dan yang berkenan pada-Mu, agar bagi kami menjadi
Tubuh dan Darah PuteraMu terkasih,Tuhan kami, Yesus Kristus.
D. KISAH INSTITUSI DAN KONSEKRASI
Kurban Kristus dihadirkan dan dialami lagi pada saat konsekrasi. Kurban
Kristus itu dihadirkan kembali dalam bentuk yang sangat sederhana yakni dalam
rupa roti dan anggur. Konsekrasi merupakan saat yang paling suci dimana terjadi
perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus. Di dalamnya Kristus
memberikan perintah, ”Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku”[6]
I Pada hari
sebelum menderita, Ia mengambil roti dengan tanganNya yang kudus dan mulia, dan
sambil menengadah kepada-Mu, Allah Bapa-Nya yang mahakuasa, Ia mengucap syukur
dan memuji Dikau, memecah-mecahkan roti itu, dan memberikannya kepada
murid-murid-Nya seraya berkata:
TERIMALAH DAN MAKANLAH! INILAH TUBUHKU, YANG
DIKURBANKAN BAGIMU.
I Demikian
pula, sesudah perjamuan, Ia mengambil piala yang luhur dengan tangan-Nya yang
kudus dan mulia. Sekali lagi Ia mengucap syukur dan memuji Dikau, lalu
memberikan piala itu kepada murid-murid-Nyaseraya berkata:
TERIMALAH DAN MINUMLAH: INILAH PIALA DARAHKU,
DARAH PERJANJIAN BARU DAN KEKAL YANG DITUMPAHKAN BAGIMU DAN BAGI SEMUA ORANG DEMI
PENGAMPUNAN DOSA. LAKUKANLAH INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU.
E. ANAMNESE
Seruan ini berisi ajakan untuk mengamini misteri
kehadiran Yesus yang menyelamatkan. Anamnese merupakan penghadiran kembali
sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus. Melalui pengungkapan ini, seluruh
peristiwa penyelamatan dihadirkan kembali, dan umat beriman menghadirkannya
kembali secara sakramental.[7]
Anamnese
I Marilah
menyatakan misteri iman kita.
U Wafat Kristus
kita maklumkan, Kebangkitan-Nya kita muliakan, Kedatangan-Nya kita rindukan.
F. PERSEMBAHAN
Di sini menonjol ide teologi kurban. Imam Agung Melkisedek, Abraham, dan
Habel menggambarkan tiga figur Perjanjian Lama yang menjadi prototipe anggota
Gereja dalam mempersembahkan kurban. Kurban menjadi penting untuk memulihkan
dosa manusia. Manusia harus mempersembahkan kurban kepada Allah agar menjadi
kudus dan bersatu kembali dengan Allah.[8]
I Oleh karena itu, ya Bapa, kami
hamba-Mu, dan juga umat-Mu yang kudus mengenangkan Kristus, Putera-Mu, Tuhan
kami: penderitaan-Nya yang menyelamatkan, kebangkitanNya dari alam maut dan
juga kenaikan-Nya yang mulia ke surga. Dari anugerah-anugerah yang telah Engkau
berikan kepada kami, ya Allah yang Mahamulia, kami mempersembahkan kepada-Mu, kurban
yang murni, kurban yang suci, kurban yang tak bernoda, roti suci kehidupan
abadi dan piala keselamatan kekal. Sudilah memandang persembahan ini dengan
hati yang rela dan wajah berseri; dan sudilah menerimanya seperti Engkau
berkenan menerima persembahan hamba-Mu Habel dan kurban leluhur kami Abraham, dan seperti Engkau berkenan menerima
kurban suci dan tak bernoda yang dipersembahkan kepada-Mu oleh Melkisedek, Imam
Agung-Mu.
G. EPIKLESIS II
Epiklesis ini sering disebut epiklese komuni. Bagian ini tidak menyebut Roh
Kudus, namun orang dapat memandangnya sebagai epiklesis.[9] Bagian ini menyebut
”malaikat”. Ada beragam penafsiran perihal malaikat ini. Ada yang menyebut
malaikat sebagai referensi Kristus yang mulia, dan ada yang menyebut malaikat
sebagai ”Roh Kudus”. Namun ada pula yang menyebut malaikat sebagai ”malaikat”
itu sendiri. Di sini malaikat berperan sebagai pembawa persembahan kepada
Allah.[10]
I Kami mohon
kepada-Mu, ya Allah yang Mahakuasa: utuslah malaikat-Mu yang kudus mengantar
persembahan ini ke altar-Mu yang luhur, ke hadapan keagungan ilahi-Mu, agar
kami semua yang mengambil bagian dalam perjamuan ini, dengan menyambut Tubuh
dan Darah Putera-Mu, dipenuhi dengan segala berkat dan rahmat surgawi.Demi
Kristus, Tuhan kami.
U Amin.
H.
PERMOHONAN
Permohonan di sini menyangkut dua bagian besar yakni permohonan bagi orang
yang telah meninggal dan permohonan bagi pengampunan dosa dan peringatan para
kudus. Permohonan bagi orang yang telah
meninggal menerangkan bahwa mereka tidak terpisahkan dari Gereja yang sedang
berziarah. Di sini dimaksud agar mereka beroleh hidup yang kekal dalam Kristus.[11] Sedangkan bagian kedua mau menegaskan supaya
umat beriman yang sedang berkumpul di sekitar altar menyadari bahwa mereka juga
akan meninggal, dan pada saatnya diperkenankan untuk berbahagia dan menikmati
persekutuan dengan para kudus.[12]
I Perkenankanlah
juga kami, hamba-hamba-Mu yang berdosa ini, yang berharap atas kerahiman-Mu
yang melimpah, mengambil bagian dalam persekutuan dengan para rasul dan para
martir-Mu yang kudus: dengan Yohanes Pembaptis, Stefanus, Matias, dan Barnabas,
(Ignatius dan Alexander, Marselinus dan Petrus, Felisitas dan Perpetua, Agatha
dan Lusia, Agnes, Sesilia, dan Anastasia) dan semua orang kudusMu: perkenankanlah
kami menikmati kebahagiaan bersama mereka, bukan karena jasa-jasa kami, melainkan
karena kelimpahan pengampunan-Mu. Demi Kristus, Tuhan kami.
I.
DOKSOLOGI
Doksologi berarti pujian, kemuliaan, dan syukur. Rumusannya bersifat
Triniter. Dengan doksologi mau mengatakan bahwa DSA merupakan kurban syukur
yang disampaikan oleh umat kepada Allah Bapa dengan perantaraan Yesus Kristus
dalam persatuan dengan Roh Kudus.[13]
Doksologi
I Dengan
pengantaraan Kristus, bersama Dia dan
dalam Dia, bagi-Mu, Allah Bapa yang Mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala
masa.
U Amin.
[1] Joseph A. Jungmann, Its
Origins and Development, Vol. II (New York: Christian Classic, 1998), hlm.
115.
[2] Bernard Boli Ujan, Mendalami Bagian-bagian Perayaan Ekaristi
(Yogyakarta: Kanisius, 1992), hlm. 72.
[3] Bernard Boli Ujan, Mendalami …, hlm. 71.
[4] A. Lukasik, Memahami Perayaan
Ekaristi: Penjelasan tentang Unsur-unsur Perayaan Ekaristi (Yogyakarta:
Kanisius, 1990), hlm, 72.
[5] E. Martasudjita, Ekaristi
(
[6] Bernard Boli Ujan, Mendalami …, hlm. 74; bdk. A. Lukasik, Memahami…, hlm. 82.
[7] Bernard Boli Ujan, Mendalami …, hlm. 75.
[8] Raymond Maloney, Our
Eucharistic Prayers in Worship, Preaching and Study (Wilmington: Michael
Glazier, 1992), hlm. 115.
[9] E. Martasudjita, Ekaristi …,
hlm. 182.
[10] Raymond Maloney, Our
Eucharistic …, hlm. 116.
[11] Joseph A. Jungmann, Its
Origins …, hlm. 240.
[12] Joseph A. Jungmann, Its
Origins …, hlm. 248.
[13] Bernard Boli Ujan, Mendalami …, hlm. 82.